Perbedaan Antara narsis dan egois

Definisi narsis atau istilah ilmiahnya narsisis adalah gangguan psikologis yang berkaitan dengan perilaku fisik atau mental seseorang, dan memiliki kekaguman atau mencintai diri sendiri dengan berlebihan. Sedangkan egois didefinisikan sebagai orang yang bersikap tidak menyenangkan karena meletakkan kepentingan diri atau golongannya, diatas kepentingan orang lain, tanpa peduli norma yang berlaku di masyarakat.

Untuk membedakan antara narsisis dan egois, kita harus tahu cara mengenali dua perilaku tersebut, apa yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri dan bagaimana caranya berperilaku. Narsisis ada berbagai macam jenis dan biasanya dapat dibedakan secara klinis oleh seorang ahli. Misalnya dapat dikenali dari tanda tangannya, dimana dia nampak lebih sayang pada dirinya sendiri dan mencoba untuk membuktikan bahwa diri mereka lebih dari orang lain pada umumnya. Dia selalu mengharapkan pujian dari orang lain. Biasanya berperilaku berbeda jika berada di depan umum, dan akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang mereka perbuat. Caranya dalam bercakap-cakap terbilang unik, dia akan menjelaskan pada setiap orang yang diajak berbicara, bahwa semua orang mencintai dirinya. Egois dapat ditandai dengan istilah 'sendiri'. Dia selalu saja peduli tentang kebutuhan dan keinginannya. Dia memutuskan segala sesuatu untuk dirinya sendiri. Semua percakapan dan tindakannya bertujuan untuk memuaskan dirinya. Kewajiban, kebenaran, keadilan dan semua hukum lainnya akan didasarkan pada kepentingan dirinya sendiri.

Semua orang yang narsisis pasti egois sedangkan tidak semua orang yang egois berarti narsisis. Setiap orang memiliki potensi perilaku narsis di dalam dirinya, sedangkan ego dimanfaatkan untuk mengembangkan pikiran dalam jiwa seseorang. Semua itu belum bisa dipastikan, kecuali jika sudah didiagnosis oleh dokter ahli. Dan bila sudah didiagnosis, biasanya akan disebut sebagai narsisis. Yaitu narsisis yang disfungsional. Narsisis mengandung banyak ego di dalamnya. Mereka tidak akan mengungkapkan wajah asli mereka, dan sebaliknya, mereka akan mengungkapkan diri mereka yang palsu.


Seorang yang narsisis tidak tahu cara berperilaku sebagai manusia normal, bagaimana kebutuhan manusia dan cara berperilaku yang benar, sedangkan seorang yang egois hanya mengalami gangguan tentang dirinya. Dia tahu kebutuhan dirinya dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ia akan melakukan apapun, yang penting kebutuhannya terpenuhi. Jika kita tidak pernah mencintai diri kita sendiri, maka kita tidak akan tahu tentang egoisme sama sekali.

Seorang yang narsisis ingin menjadi seperti orang lain. Dia berusaha keras untuk memahami dirinya sendiri. Dia tinggal di dunia imajiner. Dia tidak bisa memahami atau mengatasi problematika dengan orang lain. Dia hanya peduli tentang adorasi, penegasan, cinta, tepuk tangan, kekaguman dan perhatian. Seorang yang egois tidak dapat berdamai dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Dia tidak suka hubungannya dengan orang lain. Dia tidak bahagia dengan kejadian yang ada di sekitarnya. Dia merasa bahwa orang lain lebih hebat, ia merasa kesepian dan ingin mencapai semua cita-citanya tanpa mengorbankan apapun dari dirinya.

Ringkasan:
  • Ketika terdiagnosis, seseorang disebut egois tapi setelah didiagnosa, orang tersebut akan dianggap narsis.
  • Narsisme dapat dilihat pada semua orang, tapi egoisme hanya boleh digunakan untuk pengembangan diri.
  • Seorang yang egois hanya peduli pada dirinya sedangkan seorang narsisis akan menunjukkan kepeduliannya pada orang lain, agar orang lain memperhatikannya.
  • Narsisis dapat memahami orang lain sedangkan orang yang egois hanya memahami dirinya sendiri dan bisa melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan dirinya.

1 komentar: