Ilusi waktu


Kenangan, aku merasakan kenangan saat aku di masa lalu, kenangan yang indah dan pahit, yang semakin lama serasa pudar dan menjadi hambar, aku mengenang ketika semua perasaan dan hatiku mengatakan yang lain di masa lalu, dulu aku belumlah sedewasa ini, belumlah dapat menguasai diriku seperti ini, belum mengalami kesadaran yang seperti ini.
Kini usia ku bertambah, detik demi detik, jam demi jam, saat demi saat. Apakah waktu itu bergulir, berjalan, atau waktu sebenarnya diam saja tidak bergerak, namun kitalah yang bergerak melewati waktu, kita lah yang membuat waktu bergerak, seperti ilusi saat melihat pohon bergerak, bila kita sedang mengendarai kendaraan. Kita akan melihat seolah benda yang diam itu bergerak.
Mungkin seperti itulah waktu, diam, menyaksikan tingkah polah makhluk-makhluk Allah, yang mungkin tingkah kita kadang membuat waktu menangis, tertawa, tersenyum, atau bahkan waktu menjadi geram pada kita. Banyak dari kita yang melewatkan waktu dengan melakukan tindakan yang tidak disukai olehnya. Mungkinkah waktu ikut menjadi saksi bagi kita? Menjadi saksi atas perbuatan kita, dan akan membela atau menjerumuskan bagi yang disaksikannya.
Waktu, ingatlah engkau........

Mutiara cinta


Mutiara sebuah keindahan yang tersusun dalam butiran, yang berintikan kesucian, dibalut dengan kesabaran, demi kepatuhan kepada yang Maha Kuasa. Cinta sebuah rasa yang luar biasa, yang suci, yang dapat terasa , yang sukar digambar dengan kata dan lisan, hanya mampu sedikit terbersit bagian dari cinta jika membicarakannya.

Beribu kisah yang menyatakan cinta, berjuta pernyataan cinta, seberapakah yang sebenarnya cinta, Cinta kepada Dia, cinta kepada dia, cinta kepada mereka, cinta kepadaku.

Banyak hal yang telah terjadi dalam hidupku, namun baru sedikit mutiara yang mampu kutemukan, Sungguh terasa sebuah keindahan dalam pengorbanan, terasa perih namun nikmat Allah mengalir dengan deras padaku.

Ketika ada cinta yang mengembang, bahkan saat tidak ada yang dapat menerima cinta kita, maka akan terasa sekali kebimbangan dalam hati, sejati manusia itu memberikan cinta dan juga menerimanya, entah merasa atau tidak saat mendapatkan cinta, namun cinta yang paling terasa dan sekaligus tidak disadari adalah cinta Allah kepada hamba-Nya.

Bagi hamba Allah yang selalu taat kepadanya, tentu ia menyadari kalau cinta Allah kepada hambanya dapat tersampaikan dalam berbagai bentuk. Berbagai nikmat darinya, entah nikmat itu disukai atau malah dibenci, dan semua nikmat itu tentu dapat dirasakan, namun sebagian besar manusia tidak mau menyadarinya, dan bahkan melupakan bahwa semua nikmat yang dirasakannya berasal dari Allah.