Perbedaan Antara Makanan Organik dan Anorganik

 Selama dua dekade terakhir, masyarakat semakin menyadari pentingnya kesehatan dan kesadaran lingkungan. Para aktifis sosial tidak hanya berkutat dengan berdemo atau membagikan selebaran, tapi sudah berperan aktif dalam masyarakat. Masyarakat menyadari jika mereka memiliki kekuatan untuk membangkitkan perubahan, baik dengan pendapat, peran aktif, ataupun aset yang mereka miliki. Sudah menjadi fakta yang diketahui oleh banyak orang, jika anda ingin lingkungan yang bersih dan makanan sehat, anda harus memilih produk organik.


Lalu, makanan organik itu seperti apa? Dalam istilah ilmiah, zat organik mengandung karbon, dan zat yang berguna bagi kehidupan. Dengan definisi ini, segala sesuatu yang kita makan secara teknis dapat disebut organik. Namun istilah dalam dunia pertanian telah mengubah
definisi organik, apalagi jika berhubungan dengan makanan dan semua bentuk barang konsumsi lainnya. Makanan anorganik meliputi segala sesuatu yang tidak termasuk dalam makanan organik.

Makanan organik harus bebas dari semua bahan kimia sintetis.
Hal ini dimulai dari tingkat dasar, yaitu ketika petani mulai mempersiapkan lahannya. Petani tidak boleh menggunakan pupuk yang berbahan dasar minyak bumi atau bahan kimia. Pupuk kandang dan kompos adalah produk alami yang dapat digunakan dalam menanam tanaman organik.

Bahan kimia juga tidak boleh digunakan untuk membasmi hama ataupun untuk mengendalikan penyakit tanaman. Seorang petani boleh mengobati tanaman dengan sabun insektisida atau minyak neem, dan harus menggunakan semprotan yang telah memiliki sertifikasi untuk tanaman organik.

Makanan organik harus bebas dari proses rekayasa genetik.
Perubahan tanaman dan ternak yang dilakukan melalui teknik pembenihan selektif dan penyerbukan manual, masih termasuk dalam proses pertanian organik. Tapi modifikasi genetik, terutama yang hingga merubah sifat sel tanaman secara genetika, tidak diperbolehkan dalam pertanian organik. Kadang-kadang suatu varietas tanaman telah dikawin silang untuk membuatnya lebih tahan hama, dan menghasilkan buah yang lebih enak. Memang Benih hasil rekayasa genetik bisa tahan dari kekeringan dan memiliki tingkat produktifitas yang lebih tinggi. Para pemerhati merasa teknologi rekayasa genetik bertolak belakang dengan produk asli dari alam, karene itu dia termasuk produk anorganik. 

Makanan organik tidak boleh dikemas bersama produk anorganik.
Untuk memastikan agar pestisida dan bahan perawatan kimia lainnya tidak mengenai produk organik, maka produk organik harus dikemas dan dikirim secara terpisah dari produk makanan pertanian konvensional.

Para pemerhati makanan organik berpendapat jika produk organik lebih sehat daripada produk konvensional. Kandungan bahan kimia lebih sedikit, yang berarti kandungan karsinogen juga lebih sedikit. Bahkan rasa yang dimiliki produk organik lebih lezat. Selain itu, tanaman organik juga tidak merusak lahan pertanian, ataupun kandungan air tanah, karena bebas dari bahan kimia. Hewan ternak juga sebaiknya diberi makan secara eksklusif menggunakan produk organik, seperti ayam kampung atau sapi yang diberi makan rumput. Makanan organik dianggap lebih tepat dan sehat bagi manusia maupun hewan.

Ringkasan:
  1. Makanan organik dan anorganik dibedakan dari proses penanamannya, bukan dari susunan kimiawi di dalamnya.
  2. Makanan organik bebas dari bahan kimia, tanpa rekayasa genetik, dan tidak bersentuhan dengan makanan anorganik sedangkan makanan anorganik adalah makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan yang baik.
  3. Banyak konsumen meyakini jika makanan organik lebih sehat, rasanya lebih enak, dan lebih ramah lingkungan daripada makanan anorganik.

2 komentar:

  1. Artikelnya sangat menarik...
    Numpang Promo ya...
    Jual Pupuk Organik Bokashi
    kunjungi webblog kami
    http://goo.gl/xoRWBx
    fast respon pemesanan 085334956555

    BalasHapus