Usury sebagai asal usul sistem perbankan




Usury merupakan lembaga simpan pinjam yang disahkan oleh sri paus ketika ordo knight templar menguasai jerusalem.


Lembaga usury menggunakan sistem pertukaran uang dengan barang 
ketika orang-orang eropa ingin pergi ke jerusalem melakukan ziarah penting terhadap ritus keagamaannya, mereka tidak memiliki uang selain harta berbentuk materi sehingga lembaga usury menjadi tempat untuk menukarkan harta benda berupa materi tersebut dengan secarik kertas yang terdapat kata-kata sandi yang dimana setibanya di jerusalem bisa ditukarkan dengan uang kertas sesuai nilai barang yang dititipkan di lembaga usury tersebut

secara prinsip usury menarik keuntungan secara benda yang bersifat materiil
ordo knight templar dibentuk oleh seorang panglima perang salib dari ordo ksatria biarawan sion bernama goderfoy de bouillon yang juga disahkan oleh sri paus. diduga kuat godefroy de bouillon adalah penganut ajaran kabalah, dalam perkembangan usury selanjutnya godefroy bersama dengan anggota kabalis lainnya mereka berkumpul di rumah mayer amschel rothschild di bavaria untuk membahas rancangan penguasaan dunia dengan mendirikan illuminati di bawah komando adam weishaupt (mantan serikat jesuit), di sinilah federal reserve. dan sistem perbankan dunia berawal.
perkembangan dari sistem perbankan ini adalah ketika central bank yang merupakan tempat mesin pencetak uang ini di ambil alih oleh para pebisnis swasta bukan para pejabat-pejabat konstitusi yang membuat dan menegakkan hukum sebuah negara

Berawal dari masa kampanye woodrow wilson ketika ingin menjadi presiden amerika serikat para pebisnis dan perbankan ini bersedia mendanai secara bersih kegiatan kampanyenya untuk menuju kursi nomor satu dalam hirarki negara adi kuasa tersebut dengan sebuah kesepakatan mesin pencetak uang akan diambil kendali oleh para pebisnis swasta.

jika kita mau menggunakan sedikit saja akal sehat kita agar tidak sia-sia ALLAH memberikan karunia berupa akal tersebut sebenernya sistem uang kertas adalah bentuk penipuan terhadap banyak orang karena prinsipnya adalah mereka mencetak uang sebanyak-banyaknya dan diguyur ke tengah masyarakat sehingga dengan sistem kelicikan tersebut mereka menarik emas-emas batangan dari masyarakat dengan alasan membantu dengan nilai tukar uang yang jika manusia mau berpikir emas adalah benda berharga yang sangat tidak setimpal dengan sekumpulan uang berwujud kertas yang dikelola oleh pengusaha perbankan tersebut, tetapi dengan mereka menjarah secara terselubung emas-emas batangan yang ada pada masyarakat akhirnya mereka bisa memainkan sistem nilai mata uang kertas semau mereka, dimulai dari pertanyaan sederhana : central bank mencetak uang dan di lepaskan ke tengah masyarakat dunia dalam bentuk secarik kertas, kenapa harus memiliki nilai yang berbeda antara dollar, euro, rupiah, bahkan mata uang inggris tergolong cukup tinggi.

Silahkan anda fikirkan sendiri!




ASAL MUASAL KATA NARSIS

Foto sana foto sini sambil gaya sana gaya sini … hehehehe itulah gejala yang sering di alami saat ini bahkan udah mulai menyebar dengan luas layaknya flu babi.. yup narsisisme ato narsisme ato yang biasa di dengar dengan sebutan yang udah gak asing lagi di telinga kita ” narsis lo …!!!!” ternyata ada sejarahnya lho …jadi jangan asal narsis ato ngatain orang narsis kalo emang lum tau sejarahnya.just share aja biar semuanya ngerti n tau sejarah nya



 Buat kamu” yang suka Narsis, biar semua tau kenapa disebut narsis… jadi begini awal mulanya….

Ada seorang Pemuda Tampan Itu Bernama Narcisuss, Adalah Narcissus putera dewa sungai Cephissus dan dewi air Liriope yang sangat tampan wajahnya. Banyak perempuan yang jatuh cinta padanya namun tak ada satupun yang bisa menarik perhatiannya. Seorang dewi bernama Echo (Gema) benar-benar kasmaran sehingga ia bersusah payah mengejar Narcisuss hingga ke tebing-tebing, jurang dan gunung. Tapi tetap saja Narcisuss tidak bergeming. Dengan hati yang remuk redam dewi Echo perlahan menghilang hingga yang terdengar hanya pantulan suaranya yang penuh duka.

Suatu ketika Narcisuss sedang berjalan-jalan menyusuri sebuah sungai yang sembilan kali mengalir mengelilingi alam arwah, Styx. Ia membungkuk untuk meminum sedikit airnya. Betapa terkejutnya ketika ia melihat bayangan wajahnya di sungai. Ternyata, betapa sangat tampannya ia. Begitu dahsyatnya kekaguman pada wajahnya sendiri yang tercermin di permukaan air jernih itu bahkan kemudian ia merasa jatuh cinta dan tak sanggup meninggalkan bayangannya. Ketika ia mencoba mengulurkan tangannya untuk menggapai- wajah dalam air dan bermaksud mencium nya, Narcisuss tergelincir, tenggelam dan kemudian meninggal. Para dewa menemukan jasadnya dan mengubahnya menjadi bunga yang disebut sebagai bunga narcisuss/narsis.

Bunga narsis adalah sejenis bunga berumbi, termasuk dalam golongan bakung – dafodil ( Amaryllidaceae) Biasanya berwarna putih, kuning bahkan ada juga yang berwarna merah.  Narsis atau dafodil (Narcissus) adalah tumbuhan dengan bunga atraktif yang hidup di daerah beriklim sedang dan subtropis. Karena keindahan bunganya, beberapa jenisnya dikembangkan menjadi tanaman hias yang berbunga pada musim semi. Tumbuhan ini berasal dari Eropa, Afrika Utara, dan Asia. Terdapat juga beberapa spesies narsis yang berbunga pada musim gugur. Meskipun Hortus Third  menyebut 26 spesies liar, namun Daffodils for North American Gardens menyebut antara 50 dan 100, tidak termasuk varian-varian spesies dan hibrida liar. Melalui penyelidikan taksonomi dan genetika, diperkirakan bahwa jumlah spesies ini akan terus berubah.








Salah satu jenis narsis, N. pseudonarcissus, menjadi sumber salah satu gen yang dipakai untuk merakit 'Golden Rice' ("beras emas"), suatu kultivar padi hasil rekayasa genetika yang populer. Orang- orang yang senang difoto, dilukis, yang senang memfoto dirinya sendiri, yang bangga dan mengagumi foto-foto dirinya sendiri sering disebut dalam pergaulan sebagai orang yang narsis. Jika gejala terarahnya nafsu akibat mengagumi, mencintai diri sendiri secara berlebihan dan mengganggu kepribadian; ahli jiwa menyebutnya sebagai narcissme;( gejala sakit jiwa ) mengacu pada kisah mitologi Yunani tersebut diatas.


Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. (Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.)



Kecintaanmu Padanya


Oleh : KH. Jalaluddin Rakhmat

Pada pertengahan tahun enam puluhan, saya membentuk keluarga sederhana di tengah tetangga-tetangga yang sederhana dan di perumahan sangat sederhana. Pendapat saya tentang agama juga sederhana. Pegangan saya Al-Quran dan hadis, titik. Saya tidak suka pada peringatan maulid, karena tidak diperintahkan dalam Al-Quran dan hadis. Saya tidak suka salawat yang bermacam-macam selain salawat yang memang tercantum dalam hadis-hadis sahih. Saya senang berdebat mempertahankan paham saya. Saya selalu menang, sampai saya bertemu dengan Mas Darwan.

Mas Darwan adalah orang yang jauh lebih sederhana dari saya. Mungkin pendidikannya tidak melebihi sekolah dasar. Ia pensiunan PJKA. Usianya boleh jadi sekitar enam puluhan. Tetapi penderitaan hidup membuatnya tampak lebih tua. Pendengarannya sudah rusak. Karena itu, ia sedikit bicara, banyak bekerja. Ia sering memperbaiki rumahku tanpa saya minta. Ia sangat menghormati saya, yang dianggapnya seorang kiyai muda di kampung itu. Padahal ia tahu bahwa saya selalu datang terlambat ke mesjid untuk salat subuh.

Untuk mengisi waktunya, ia mencangkul petak-petak kosong yang terletak di antara rel kereta api di dekat stasiun Kiaracondong. Ia menanaminya dengan ubi. Pada suatu hari, ketika ia asyik mencangkul, kereta api cepat dari Yogya menyenggol belakangnya. Ia jatuh terkapar berlumuran darah. Ketika saya mengunjunginya di kamar gawat darurat, saya mendapatkan tubuh Mas Darwan sudah dipenuhi dengan slang-slang transfusi. Saya melihat matanya mengedip padaku dan pada isterinya. Istrinya mendekatkan telinganya ke mulut Mas Darwan. Saya tidak mendengar apa-apa. Sesaat kemudian, ia menghembuskan nafas terakhir.

Saya pulang dengan sedih dan rasa ingin tahu. Apa gerangan yang dibisikkan oleh Mas Darwan pada detik-detik terakhir kehidupannya? Pada hari berikutnya, isterinya mengantarkan nasi tumpeng ke rumahku. Saya hampir menolaknya, karena saya tidak suka selamatan kematian yang biasa disebut sebagai tahlilan. Isterinya bertutur, Pak Kiyai ingat ketika Masku berbisik padaku? Ia berpesan: Bulan ini bulan maulid. Jangan lupa slametan buat Kanjeng Nabi saw.

Pada saat-saat terakhir, Mas Darwan tidak ingat petak-petak ubinya. Ia lupa isteri dan anak-anaknya. Ia lupa dunia dan segala isinya. Yang diingatnya pada waktu itu hanyalah Rasulullah saw. Kepongahan saya sebagai orang yang mengerti agama runtuh. Mas Darwan tidak banyak membaca hadis atau tarikh Nabi saw. Ia memang buta huruf. Ia hanya mendengar tentang Nabi dari guru-gurunya. Ia tidak mengerti apa bedanya sunah dan bidah. Ia hanya tahu bahwa Kanjeng Nabi adalah sosok manusia suci yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Tak terasa airmata menghangatkan pipiku. Saya hanya bisa menyimpulkan apa yang terjadi pada Mas Darwan dengan dua patah kata: Cinta Nabi.

Mas Darwan memiliki kecintaan kepada Rasulullah saw yang jauh lebih tulus dariku. Kemampuanku berdebat habis dibakar oleh api cintanya. Pesan terakhir Mas Darwan adalah definisi cinta yang paling tepat. Tidak mungkin cinta didefinisikan secara lebih jelas kecuali dengan cinta lagi. Definisi cinta dalah wujud cinta itu sendiri. Cinta tidak dapat digambarkan lebih jelas daripada apa yang digambarkan oleh cinta lagi, kata Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam Madarij al-Salikin.

Cinta menurut Ibn Qayyim

Cinta tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Tetapi menurut Ibn Qayyim, cinta dapat dirumuskan dengan memperhatikan turunan kata cinta, mahabbah, dalam bahasa Arab. Mahabbah berasal dari kata hubb.

Ada lima makna untuk akar kata hubb.
Pertama, al-shaf wa al-baydh, putih bersih. Bagian gigi yang putih bersih disebut habab al-asnn.

Kedua, al-uluww wa al-zhuhr, tinggi dan tampak. Bagian tertinggi dari air hujan yang deras disebut habab al-mi. Puncak gelas atau cawan disebut habab juga. Ketiga, al-luzm wa al-tsubt, terus menerus dan menetap. Unta yang menelungkup dan tidak bangkit-bangkit dikatakan habb al-ba’’r.

Keempat, lubb, inti atau saripati sesuatu. Biji disebut habbah karena itulah benih, asal, dan inti tanaman. Jantung hati, kekasih, orang yang tercinta disebut habbat al-qalb.

Kelima, al-hifzh wal-imsk, menjaga dan menahan. Wadah untuk menyimpan dan menahan air agar tidak tumpah disebut hibb al-mi.

Marilah kita ukur kecintaan kita kepada Rasulullah saw dengan lima hal di atas.

Pertama, cinta ditandai dengan ketulusan, kejujuran, dan kesetiaan. Anda tidak akan mengkhianati orang yang Anda cintai. Jika Anda mencintai Rasulullah saw, Anda akan tetap setia kepadanya. Anda tidak akan mencampurkan kecintaan Anda kepadanya dengan motif-motif duniawi. Anda akan memberikan seluruh komitmen Anda.

Rasulullah saw pernah menguji kecintaan sahabat sebelum perang Badar. Kepada para sahabat dihadapkan dua pilihan: Menyerang kafilah dagang yang dipimpin Abu Sufyan atau menyerang pasukan Quraisy. Kebanyakan sahabat menghendaki kafilah dagang karena menyerang mereka lebih mudah dan lebih menguntungkan. Nabi saw menghendaki musuh yang akan menyerang Madinah dan berada pada jarak perjalanan tiga hari dari Madinah.

Allah swt berfirman, Dan ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu dari kedua kelompok, yang satu untuk kamu, tetapi kamu menginginkan yang tidak mempunyai senjata untuk kamu. Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan kalimat-Nya dan menghancurkan pusat kekuatan orang-orang kafir. (QS. Al-Anfal; 7).

Rasulullah saw bersabda: Tuhan menjanjikan kepada kalian dua pilihan menyerang kafilah dagang atau menyerang pasukan Quraisy Abubakar berdiri, Ya Rasulallah, itu pasukan Quraisy dengan bala tentaranya. Mereka tidak beriman setelah kafir dan tidak akan merendah setelah perkasa. Beliau menyuruh Abu Bakar duduk, seraya berkata, Kemukakan pendapatmu kepadaku. Umar berdiri dan mengucapkan pendapat sama seperti pendapat Abu Bakar. Rasulullah saw pun menyuruhnya duduk kembali.

Kemudian Miqdad berdiri, Ya Rasul Allah, memang itulah Quraisy dan bala tentaranya. Kami sudah beriman kepadamu, sudah membenarkanmu, dan kami bersaksi bahwa yang engkau bawa itu adalah kebenaran dari sisi Allah. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kami agar kami menerjang pohon yang keras dan duri yang tajam, kami akan bergabung bersamamu. Kami tidak akan berkata seperti Bani Israil kepada MusaPergilah kamu bersama Tuhanmu, beperanglah kalian berdua, kami akan duduk di sini saja. Tetapi kami akan berkata: Pergilah engkau bersama Tuhanmu, berperanglah dan kami akan berperang bersamamu.

Wajah Nabi saw bersinar gembira. Beliau mendoakan Miqdad. Beliau juga meminta pendapat Anshar, kelompok mayoritas yang hadir di situ. Berdirilah Saad bin Muadz: Demi ayah dan ibuku, ya Rasul Allah, sungguh kami sudah beriman kepadamu, membenarkanmu, dan menyaksikan bahwa apa yang engkau bawa itu adalah kebenaran dari Allah. Perintahkan kepada kami apa yang engkau kehendaki… Demi Allah, sekiranya engkau perintahkan kami untuk terjun ke dalam lautan, kami akan terjun ke dalamnya bersamamu. Mudah-mudahan Allah memperlihatkan kepadamu yang menentramkan hatimu. Berangkatlah bersama kami dalam keberkahan dari Allah. Berangkatlah Rasulullah saw bersama sahabatnya meninggalkan kota Madinah untuk menyongsong musuh yang bersenjata lengkap. Pada waktu itulah turun ayat, Sebagaimana Tuhanmu mengeluarkan kamu dari rumahmu dengan kebenaran, walaupun sebagian dari kaum mukminin membencinya. (QS. Al-Anfal; 5).

Sikap Miqdad dan Muadz menunjukkan cinta setia mereka kepada Rasulullah saw. Mereka segera menangkap kehendak kekasihnya Rasulullah saw- dan mereka mengesampingkan tujuan-tujuan duniawi demi membahagiakan Nabi saw yang dicintainya. Di dalamnya juga ada tanda kedua dari cinta, yakni pengutamaan kehendak Rasulullah saw di atas kehendak dan keinginan mereka.

Abdullah bin Hisyam bercerita, Kami sedang bersama Nabi saw. Ia memegang tangan Umar bin Khaththab.

Umar berkata:” Ya Rasul Allah, engkau lebih aku cintai dari apa pun kecuali dari diriku sendiri”.
Nabi saw berkata:” Tidak. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, belum sempurna iman kamu sebelum aku lebih kamu cintai dari dirimu sendiri”.
Umar berkata lagi: “Sekarang memang begitu demi Allah. Sungguh engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri”.
Nabi saw bersabda: “Sekaranglah, hai Umar.

Taktala Imam Ali bin Abi Thalib kw ditanya:” Bagaimana kecintaan kalian kepada Rasulullah saw?
Ia menjawab: “Demi Allah, ia lebih kami cintai dari harta kami, anak-anak kami, orangtua kami dan bahkan lebih kami cintai daripada air sejuk bagi orang yang kehausan”.

Kebenaran ucapan Imam Ali itu dibuktikan dalam peristiwa Uhud. Kepada seorang sahabat perempuan Anshar diperlihatkan anggota keluarganya yang syahid di situ ayahnya, saudaranya, dan suaminya.

Ia bertanya: Bagaimana keadaan Rasulullah saw?
Orang-orang menjawab: Ia baik-baik saja, seperti yang engkau sukai.
Ia berkata lagi: Tunjukkan beliau kepadaku supaya aku pandangi beliau. Ketika ia melihatnya, ia berkata: Sesudah berjumpa denganmu, ya Rasul Allah, semua musibat kecil saja!

Atau ketika Zaid bin Al-Datsanah ditangkap oleh kaum musyrikin. Sambil tidak henti-hentinya menerima penganiayaan dan siksaan, ia diseret dari Masjidil Haram ke padang pasir untuk dibunuh. Abu Sofyan berkata kepadanya: Hai Zaid, maukah Muhammad kami ambil dan kami pukul kuduknya, sedangkan engkau berada di tengah keluargamu? Zaid melonjak, seakan-akan seluruh kekuatannya pulih kembali. Ia membentak: Tidak, demi Allah. Aku tidak suka duduk bersama keluargaku sementara sebuah duri menusuk Muhammad. Kata Abu Sufyan: Aku belum pernah melihat manusia mencintai seseorang seperti sahabat-sahabat Muhammad mencintai Muhammad.

“Ya Rasulullah, kelak jemputlah siapa saja dari ummatmu yang mencintai Allah dan Rasulnya lebih dari cintanya pada apapun juga termasuk keluarganya dan dirinya sendiri , jemputlah ia yang setia kepadamu, menjalankan sunnah yang engkau tegakkan dan yang senantiasa menggumamkan namamu dengan ber-shalawat kepadamu”

10 Wasiat Rasulullah SAW

  1. Jika dia membisikkan: “Anakmu akan”. Jawablah: “Semua akan mati, dan anakku akan ke surga, aku malah senang.”
  2. Jika membisikkan: “Hartamu akan musnah.” Jawablah: “Tak apalah, pertanggung-jawabanku menjadi ringan.”
  3. Jika dia membisikkan: “Orang-orang menzalimi dirimu, sedangkan kamu tidak zalim.” Jawablah: “Siksa Allah akan menimpa orang-orang zalim dan tidak mengenai orang-orang yang baik.” (Aku serahkan kepada Allah SWT)
  4. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak kebaikanmu.” Jawablah: “Kejelekanku lebih banyak.” (Astaghfirullah).
  5. Jika dia membisikkan: “Alangkah banyak shalatmu.” Jawablah: “Kelalaianku lebih banyak dari pada shalatku.” (Lalai: tidak mengingat bahwa Allah mengawasi dirinya)
  6. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang.” Jawablah: “Apa yang aku terima Allah jauh lebih banyak dari yang aku sedekahkan.”
  7. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak orang yang menzalimu.” Jawablah: “Orang-orang yang aku zalimi lebih banyak.” (Astaghfirullah).
  8. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak amalmu.” Jawablah: “Betapa sering aku bermaksiat.” (A’udzubillah)
  9. Jika dia membisikkan: “Minumlah minuman-minuman keras.” Jawablah: “Aku tidak akan mengerjakan maksiat.” (Aku minum sari ttauhid saja).
  10. Jika dia membisikkan: “Mengapa kamu tidak mencintai dunia?” Jawablah: “Aku tidak mencintainya karena telah banyak orang lain yang tertipu olehnya.” (dan mereka sengsara batin, kini sebagian di penjara dan sebagian lagi telah wafat berada di neraka Barzakh. Akan aku kuatkan ekonomiku, tetapi aku tidak akan mencintai harta, karena harta hanyalah alat untuk hidupku, tetapi aku bukan untuk harta).

RASUL PUN MENANGIS

REPUBLIKA.CO.ID. Ubaid bin Umar dan ‘Atha’ bertanya kepada Siti Aisyah radhiyallahu anha (RA). ”Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkanmu yang engkau lihat dari Rasulullah SAW.” Kemudian, sambil terisak Siti Aisyah menjawab, “Kana kullu amrihi ‘ajaba, Sungguh semua ikhwal Rasululullah SAW sangat menakjubkan.” Siti Aisyah melanjutkan, “Pada suatu malam beliau datang kepadaku sehingga kulit kami saling bersentuhan. Beliau berbisik, “Ya Khumaira (panggilan Rasulullah kepada Aisyah, wahai yang bewarna kemerah-merahan), izinkanlah aku beribadah kepada Tuhanku.”

Maka, beliau meninggalkanku dan mengambil gharibah air untuk berwudhu. Tidak lama setelah beliau takbir, aku dengar beliau terisak-isak. Dadanya bagaikan terguncang. Rasulullah terus-menerus menangis, sehingga air matanya membasahi janggut dan bertetesan ke tanah. Rasulullah larut dalam tangisan sampai dikumandangkan azan Subuh. Dan, Bilal memberi tahu waktu shalat Subuh telah masuk. Bilal menyaksikan keadaan Nabi yang masih terisak dan dia berkata, “Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis? Padahal, dosa-dosamu telah diampuni Allah. Engkau adalah kekasih Allah yang paling utama?” kata Bilal. Maka, Rasul menjawab, “Sungguh besar kasih sayang-Nya, tetapi betapa aku belum menjadi hamba yang bersyukur.”

Abdullah bin as-Syikhir berkata, “Saya datang kepada Rasulullah SAW, sedangkan beliau sedang shalat maka terdengarlah isak tangis beliau yang bergemuruh di dalam dadanya, bagaikan suara air mendidih dalam bejana.” (Diriwayatkan oleh Dawud dan Turmudzi).

Dari hadis ini dapat kita ambil hikmah, betapa Nabiyullah Muhammad SAW masih menangis dan merasakan belum menjadi hamba yang bersyukur. Padahal, beliau adalah hamba yang ma’shum, yakni bersih dari dosa. Selain itu, Allah SWT juga memuliakannya melebihi siapa pun makhluk ciptaan-Nya. Rasulullah adalah al-Musthafa (manusia pilihan) yang pertama kali memasuki surga sebelum yang lain memasukinya.

Bagaimana dengan kita?