Batik Nusantara
Batik Indonesia

Batik
mulai meluas di Indonesia dan menjadi kesenian khas suku Jawa ialah setelah
akhir abad ke-XVII atau awal abad ke-XIX. Batik awalnya hanya berupa batik
tulis hingga abad ke-XX, kemudian muncul batik cap setelah perang dunia kesatu
yaitu sekitar tahun 1920. Pusat perbatikan banyak terdapat di daerah Jawa, yang
berkaitan erat dengan penyebaran ajaran agama islam. Kemudian batik tersebut
dijadikan sebagai alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang muslim
melawan perekonomian Belanda.

Mulanya batik
hanya ada di dalam kraton saja. Dipakai oleh raja, keluarga, dan pengikutnya.
Namun karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar kraton, akhirnya
penduduk luar kraton pun banyak yang meniru dan membuat batik di tempat mereka
masing-masing.
Semakin
lama kesenian batik ini menjadi pekerjaan para kaum wanita di waktu senggang.
Dan yang semula batik hanya sebagai pakaian keluarga kraton, kemudian lambat
laun batik menjadi pakaian yang digemari oleh rakyat, baik pria maupun wanita.
Batik Indonesia
telah ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal
Ilusi waktu
Kenangan, aku merasakan kenangan saat aku di masa lalu,
kenangan yang indah dan pahit, yang semakin lama serasa pudar dan menjadi
hambar, aku mengenang ketika semua perasaan dan hatiku mengatakan yang lain di
masa lalu, dulu aku belumlah sedewasa ini, belumlah dapat menguasai diriku
seperti ini, belum mengalami kesadaran yang seperti ini.
Kini usia ku bertambah, detik demi detik, jam demi jam, saat
demi saat. Apakah waktu itu bergulir, berjalan, atau waktu sebenarnya diam saja
tidak bergerak, namun kitalah yang bergerak melewati waktu, kita lah yang
membuat waktu bergerak, seperti ilusi saat melihat pohon bergerak, bila kita
sedang mengendarai kendaraan. Kita akan melihat seolah benda yang diam itu
bergerak.
Mungkin seperti itulah waktu, diam, menyaksikan tingkah
polah makhluk-makhluk Allah, yang mungkin tingkah kita kadang membuat waktu menangis,
tertawa, tersenyum, atau bahkan waktu menjadi geram pada kita. Banyak dari kita
yang melewatkan waktu dengan melakukan tindakan yang tidak disukai olehnya.
Mungkinkah waktu ikut menjadi saksi bagi kita? Menjadi saksi atas perbuatan
kita, dan akan membela atau menjerumuskan bagi yang disaksikannya.
Waktu, ingatlah engkau........
Mutiara cinta
Mutiara sebuah keindahan yang tersusun dalam butiran, yang berintikan kesucian,
dibalut dengan kesabaran, demi kepatuhan kepada yang Maha Kuasa. Cinta sebuah
rasa yang luar biasa, yang suci, yang dapat terasa , yang
sukar digambar dengan kata dan lisan, hanya mampu sedikit terbersit bagian dari
cinta jika membicarakannya.
Beribu kisah yang menyatakan cinta, berjuta pernyataan
cinta, seberapakah yang sebenarnya cinta, Cinta kepada Dia, cinta kepada dia,
cinta kepada mereka, cinta kepadaku.
Banyak hal yang telah terjadi dalam hidupku, namun baru
sedikit mutiara yang mampu kutemukan, Sungguh terasa sebuah keindahan dalam
pengorbanan, terasa perih namun nikmat Allah mengalir dengan deras padaku.
Ketika
ada cinta yang mengembang, bahkan saat tidak ada yang dapat menerima
cinta kita, maka akan terasa sekali kebimbangan dalam hati, sejati
manusia itu memberikan cinta dan juga menerimanya, entah merasa atau
tidak saat mendapatkan cinta, namun cinta yang paling terasa dan
sekaligus tidak disadari adalah cinta Allah kepada hamba-Nya.
Bagi hamba Allah yang selalu taat kepadanya, tentu ia menyadari kalau cinta Allah kepada hambanya dapat tersampaikan dalam berbagai bentuk. Berbagai nikmat darinya, entah nikmat itu disukai atau malah dibenci, dan semua nikmat itu tentu dapat dirasakan, namun sebagian besar manusia tidak mau menyadarinya, dan bahkan melupakan bahwa semua nikmat yang dirasakannya berasal dari Allah.
Bagi hamba Allah yang selalu taat kepadanya, tentu ia menyadari kalau cinta Allah kepada hambanya dapat tersampaikan dalam berbagai bentuk. Berbagai nikmat darinya, entah nikmat itu disukai atau malah dibenci, dan semua nikmat itu tentu dapat dirasakan, namun sebagian besar manusia tidak mau menyadarinya, dan bahkan melupakan bahwa semua nikmat yang dirasakannya berasal dari Allah.
Perbedaan sukiyaki dan shabu-shabu
Sukiyaki dan shabu-shabu merupakan makanan yang sangat istimewa. Di jepang sendiri yang mempopulerkan makanan ini, menganggap sukiyaki dan shabu-shabu sebagai makanan yang mewah. bahkan tergolong mahal, tentu karena bahannya sendiri seringkali terdapat daging sapi, bahkan terkadang memakai daging sapi wagyu ang mahal.. Namun kali ini saya akan membahas perbedaan kedua makanan ini,karena jika dilihat sekilas nampak sama.
Sukiyaki
Sukiyaki (すき焼き, スキヤキ?) adalah irisan tipis daging sapi, sayur-sayuran, dan tahu di dalam panci besi yang dimasak di atas meja makan dengan cara direbus. Sukiyaki dimakan dengan mencelup irisan daging ke dalam kocokan telur ayam.
Sayur-sayuran untuk Sukiyaki misalnya bawang bombay, daun bawang, sawi putih, shungiku (nama daun dari pohon keluarga seruni), jamur shiitake, dan jamur enoki. Sebagai pelengkap ditambahkan ito konnyaku atau shirataki yang berbentuk seperti soun berwarna bening atau sedikit abu-abu.
Sayur-sayuran untuk Sukiyaki misalnya bawang bombay, daun bawang, sawi putih, shungiku (nama daun dari pohon keluarga seruni), jamur shiitake, dan jamur enoki. Sebagai pelengkap ditambahkan ito konnyaku atau shirataki yang berbentuk seperti soun berwarna bening atau sedikit abu-abu.
Sukiyaki memiliki dua versi, Sukiyaki versi daerah Kansai dan Sukiyaki versi daerah Kanto yang berbeda cara penyajian, jenis bumbu dan rasa.
Menurut Sukiyaki versi Kansai, Sukiyaki hanya dimasak dengan bumbu kecap asin dan gula pasir, sedangkan Sukiyaki versi Kanto dimasak menggunakan saus Warishita yang merupakan campuran dashi, kecap asin, gula pasir, dan mirin yang dimasak terlebih dulu.
Menurut cara Kansai, potongan lemak sapi dicairkan di dalam panci sebelum memasukkan irisan daging sapi. Bumbu berupa gula pasir dan kecap asin dituangkan sekaligus dalam jumlah banyak di atas daging yang sudah matang lalu diaduk-aduk dengan sayur-sayuran hingga matang. Menurut cara Kanto, bumbu warishita dididihkan dulu di dalam panci sebelum semua bahan dimasukkan.
Menurut Sukiyaki versi Kansai, Sukiyaki hanya dimasak dengan bumbu kecap asin dan gula pasir, sedangkan Sukiyaki versi Kanto dimasak menggunakan saus Warishita yang merupakan campuran dashi, kecap asin, gula pasir, dan mirin yang dimasak terlebih dulu.
Menurut cara Kansai, potongan lemak sapi dicairkan di dalam panci sebelum memasukkan irisan daging sapi. Bumbu berupa gula pasir dan kecap asin dituangkan sekaligus dalam jumlah banyak di atas daging yang sudah matang lalu diaduk-aduk dengan sayur-sayuran hingga matang. Menurut cara Kanto, bumbu warishita dididihkan dulu di dalam panci sebelum semua bahan dimasukkan.
Shabu-shabu
Shabu-shabu (しゃぶしゃぶ?) atau shabu shabu adalah makanan Jepang jenis Nabemono berupa irisan sangat tipis daging sapi yang dicelup ke dalam panci khusus berisi air panas di atas meja makan, dan dilambai-lambaikan di dalam kuah untuk beberapa kali sebelum dimakan bersama saus (tare) mengandung wijen yang disebut gomadare atau ponzu. Di dalam panci biasanya juga dimasukkan sayur-sayuran, tahu, atau kuzukiri.
Selain irisan sangat tipis daging sapi, daging lain yang bisa dimakan secara shabu-shabu misalnya daging ayam, daging domba, ikan fugu, gurita dan ikan kakap. Gyūshabu adalah sebutan untuk shabu-shabu daging sapi. Di Hokkaido, shabu-shabu daging domba disebut Ramushabu. Shabu-shabu daging babi disebut Tonshabu atau Butashabu. Di Nagoya dikenal shabu shabu dengan ayam Nagoya Kōchin yang disebut Niwatorishabu.
Selain irisan sangat tipis daging sapi, daging lain yang bisa dimakan secara shabu-shabu misalnya daging ayam, daging domba, ikan fugu, gurita dan ikan kakap. Gyūshabu adalah sebutan untuk shabu-shabu daging sapi. Di Hokkaido, shabu-shabu daging domba disebut Ramushabu. Shabu-shabu daging babi disebut Tonshabu atau Butashabu. Di Nagoya dikenal shabu shabu dengan ayam Nagoya Kōchin yang disebut Niwatorishabu.
Perbedaan
Nah secara garis besar sudah dijelaskan apa itu shabu-shabu dan sukiyaki, sekarang mari kita lihat perbedaannya yang paling mendasar. Shabu-shabunya kuahnya tidak diberi bumbu, jadi tidak ada rasa. hanya air tawar biasa saja yang di rebus. Tanpa ada bumbu sama sekali. Kemudian, cara makannya semua bahan makanan yang di rebus, di celupkan kedalam sauce yang disediakan, kemudian dimakan.
Sedangkan sukiyaki kuahnya agak sedikit berbumbu seperti gula, kecap, sake, dll. Kuahnya agak kecokelatan dan disedikan telur. Telur dipakai dalam cara makannya, telur dipecahkan, letakkan di mangkuk dan diaduk. Daging yang sudah di rebus dan matang diambil dan langsung di celupkan di telur dan diratakan kemudian dimakan. Cara makan memakai telur ini hanya untuk daging saja, sedangkan sayuran tidak memakai telur.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sukiyaki
http://id.wikipedia.org/wiki/Shabu
http://wstefanus.wordpress.com/2008/10/26/tour-ke-japan/http://www.deliciousfood4u.com/wp-content/uploads/2012/05/2925.jpg
http://menu-tokyo.jp/menubook_new/userData/1/images/column/9_SHABUSHABU.jpg
http://www.eatallaboutit.com/wp-content/uploads/2009/03/_mg_6416.jpg
http://www.eatallaboutit.com/wp-content/uploads/2009/03/_mg_6431.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglZXWLAQ3QdlNHaRNvDSKCkUXwR-WBISes9qtSBsgFC0kcmuuXEg_3iX5snL_M6CNfIeTMVmBfSHuJI0w5vOxAJSBcU7HfboyWVelHCRUoTTOHuKn0ToQKLr5aE-zNyLkoX-5uIgexqB5c/s1600/Sukiyaki.jpg
Langganan:
Postingan (Atom)